Banyak orang mengatakan, baik melalui millist maupun forum-forum di internet bahwa memenangkan beasiswa ADB sangat susah. Memang demikian. Orang bijak mengatakan bahwa didunia ini memang serba susah, alias tidak ada yang mudah, tetapi tidak ada yang tidak mungkin.
"Anything is possible ... "
kata dalam iklan merk minuman produk amerika yang cukup terkenal itu. Ya .. anything is possible, semua serba mungkin. Sulit atau susah, sebenarnya relatif, tergantung bagaimana cara pandang kita.
Kembali ke masalah beasiswa ADB. Mungkin memang sulit memenangkannya, akan tetapi dengan persiapan dan metode yang efektif, bukan tidak mungkin, sangat mudah untuk memperoleh beasiswa ini, terutama bagi mereka yang ingin melanjutkan sekolah di luar negeri, baik untuk Master program maupun Ph.D program.
Langkah pertama
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah persiapan mental. Dalam hal ini adalah keseriusan, kesungguhan, konsistensi dan pantang menyerah. Penyakit akut terbesar penyebab gagalnya perjuangan adalah lemahnya mental. Sebelum mentalnya kuat, sebaiknya jangan coba-coba, atau lebih baik mundur dari perburuan beasiswa, ini saran saya loh ...,
kenapa ...?,
gak akan ada untungnya ...,
gak akan ada artinya ...,
Habis waktu, tenaga, waktu, biaya, belum lagi pikiran, emosi, waktu luang, ....
cape dehhhh .......
Memang sih, mendingan dicoba, walau gak serius, nanti kan bisa dijadikan pengalaman. Memang betul, kegagalan adalah kunci keberhasilan, tapi itu untuk "kegagalan dalam kesungguhan berjuang", bukan gagal dalan "keisengan" dan coba-coba. Lulus syukur, gagal biarin.
Tolong bedakan, "coba-coba" dan "kesungguhan". Bagaimana kita akan tahu letak kesalahan kalau tidak sungguh-sungguh mengerjakannya. Sebagaimana saat kita ujian tulis (UAS atau UTS), jika tidak ada kesungguhan, berapa ratus kali pun UTS/UAS di ulang, hasilnya gak akan ada bedanya. Nol besar.
Jadi persiapkan mental. Mantapkan, dan pastikan, program studi apa yang akan menjadi sasaran. Ekonomi, Science, Sosial, Sastra, dll. Pilihan kampus mana dan negara mana, lebih baik di-nomor-dua-kan dulu.
Berangkat dari titik acuan
Selanjutnya adalah start perburuan. Kita pastikan awal keberangkatan. Untuk beasiswa ADB, mulailah dari situs resmi adb http://www.adb org. Dari sini gali semua informasi mengenai ADB. Saya akan arahkan lebih khusus lagi, yaitu ke Japan Scholarship Program dibawah ADB. Situsnya adalah http://www.adb.org/JSP. Pada situs ADB-JSP, hampir semua informasi yang dibutuhkan sudah tersedia.
Mulai dari prosedur pengajuan, batas waktu pengajuan, hal apa saja yang harus dipersiapkan, dan sebagainya. Jika bingung, klik bagian Frequently Ask Questions (FAQ), atau jika tidak ditemukan disana, kontak sekretariat adb pada kolom "contact". Berdasarkan pengalaman, respon mereka cukup baik. Saya selalu menerima reply kurang dari 24 jam atas pertanyaan yang diajukan.
Perburuan dimulai
Pada situs adb-jsp, terdapat kolom yang menjelaskan institusi/kampus yang bekerja sama dengan ADB. Artinya, jika dipilih kampus-kampus tersebut, maka ada peluang untuk mendapatkan beasiswa ADB. Berdasarkan pilihan program studi yang dijadikan sasaran, maka sebaiknya pilih disini. Nama kampus dan negara tujuan. Apabila tidak sesuai dengan keinginan, maka anda harus mencari jenis beasiswa lain selain ADB, Karena ADB hanya meng-cover kampus-kampus tersebut saja. Pilih salah satu kampus di negara tertentu dimana tersedia program studi yang kita maksud. Kontak pihak admission yang bersangkutan dan download semua form yang dibutuhkan.
Atur strategi untuk menang
Sulitkah ujian untuk memenangkan beasiswa ADB dengan saingan ribuan orang ? sebagaimana saya ungkap sebelumnya bahwa kesulitan adalah relatif, tergantung sudut pandang yang kita gunakan. Mungkin anda akan terkejut apabila saya sampaikan bahwa form dari ADB tak lebih hanya lembar dengan kotak checklist, apakah kita memenuhi persyaratan atau tidak. Saya akan uraikan salah satu contoh persyaratan yang ditawarkan ADB untuk perolehan beasiswa. Tiap tahun mungkin saja konten nya berubah.
Syarat memperoleh beasiswa ADB :
- [ ] Anda harus warga negara anggota ADB
- [ ] Anda tinggal di negara berkembang
- [ ] Berusia kurang dari 35 tahun
- [ ] Mampu berbahasa inggris dengan baik (tidak ada syarat toefl, ielts, dll)
- [ ] Telah bekerja sebagai karyawan tetap minimal selama 2 tahun
- [ ] Direkomendasikan oleh atasan dari institusi tampat bekerja
- [ ] Diprioritaskan memiliki tingkat penghasilan per tahun yang rendah
- [ ] Bersedia kembali ke negara asal segera setelah selesai pendidikan
- [ ] ... dan lain-lain
Ini hanyalah sekedar contoh, dan biasanya, form seperti ini sudah disediakan kampus-kampus yang bekerjasama dengan adb. Tiap kampus mungkin saja mempunyai persyaratan tambahan yang berbeda, tetapi syarat umum kurang lebih demikian. Syarat tambahan hanya merupakan pelengkap dari syarat umum. Jadi, tidak ada tes, ujian dan lain-lain. Hanya isi checklist formulir saja.
Disarankan untuk mengisinya secara jujur. Anda juga akan ditanyakan berapa besaran gaji pertahun yang diterima (dalam US$). Strategi mencapai kemenangan dengan berdusta saat pengisian form hanya akan merugikan diri sendiri dan dimasukkan kedalam daftar hitam (black list) dan catatan hitam anda akan muncul selamanya.
Jadi bagaimana strategi untuk menang ? strategi nya adalah tidak lain anda harus bisa diterima dikampus tujuan. Satu hal yang pasti adalah bahwa Tes uji untuk memenangkan beasiswa ADB adalah tes untuk bisa diterima dikampus yang kita tuju. Apabila kita bisa diterima dikampus tujuan, maka bisa dikatakan hampir 95%, pengajuan beasiswa kita akan disetujui ADB. Kegagalan pada tahap ini, bisa dipastikan karena kegagalan kurang lengkapnya atau kurai sesuai dalam syarat administrasi.
Tinggal masalahnya adalah bagaimana caranya agar kita bisa memperoleh ijin masuk kampus atau diterima sebagai mahasiswa dikampus tersebut, dan ini sangat tergantung pada syarat apa yang diminta oleh kampus tersebut, dan ini dapat dipastikan, tiap kampus akan memiliki persyaratan yang berbeda, tergantung kebutuhan.
Kembali kepada mental. Terus berjuang pantang mundur, belum tentu kita lebih buruk dari orang lain yang mejadi saingan kita, dan belum tentu juga orang lain lebih baik dari kita. Jangan takut gagal, karena kegagalan hanyalah sebuah awal dari keberhasilan. Jangan takut kekurangan uang dalam berjuang, karena apabila kita sungguh-sungguh, maka Allah adalah Maha Tahu dan rizki akan datang dari jalan yang tidak disangka-sangka.
Jangan takut kurang tidur karena kita begadang terus tiap malam demi mempersiapkan bahan tesis untuk ditawarkan keada para professor agar bersedia menjadi advisor kita, yakinlah bahwa, setelah tecapai cita-cita nanti, tidur kita akan lebih baik dan lebih nyenyak dari sekarang. Jangan lupa Do’a. Kerja luar biasa hanya akan bisa membuahkan hasil apabila diiringi dengan do’a yang juga luar biasa.
Selamat berjuang, semoga berhasil dan tercapai kemenangan. Salam sukses.
Artikel ini diambil ditulis oleh Erwin.
Read more!